Sisi Gelap Taruhan: Mengapa Penjudi Cenderung Emosional dan Mudah Marah

Title :Sisi Gelap Taruhan: Mengapa Penjudi Cenderung Emosional dan Mudah Marah

Perjudian, terutama ketika sudah menjadi kecanduan (disebut juga gambling disorder), bukan sekadar masalah finansial; ia adalah badai yang mengamuk di dalam diri, terutama terhadap kesehatan mental dan stabilitas emosi pelakunya. Salah satu ciri yang seringkali muncul pada individu yang kecanduan judi adalah kecenderungan untuk menjadi sangat emosional, mudah cemas, dan gampang marah.

Mengapa Penjudi Menjadi Mudah Marah?

Fenomena ketidakstabilan emosi pada penjudi dapat dijelaskan melalui beberapa faktor psikologis dan konsekuensi hidup yang mereka alami:

1. Reaksi Kimia Otak dan Siklus Adiktif Perjudian, sama seperti kecanduan lainnya (misalnya narkoba), memicu pelepasan zat kimia kesenangan di otak, yaitu dopamin. Sensasi “tinggi” yang didapatkan saat menang sangat kuat, tetapi saat kalah, otak akan mendorong mereka untuk terus bermain demi mendapatkan sensasi itu kembali.

  • Kehilangan Kendali: Ketika penjudi tidak dapat berjudi atau mengalami kekalahan beruntun, mereka bisa mengalami gejala penarikan (withdrawal). Gejala ini seringkali diwujudkan dalam bentuk kegelisahan, kecemasan berlebihan, dan sifat mudah tersinggung atau marah (temperamen) karena ketidakmampuan untuk memenuhi dorongan adiktif mereka.
  • Adrenalin dan Endorfin: Anehnya, bahkan saat kalah, tubuh penjudi masih memproduksi adrenalin dan endorfin, yang membuat mereka terdorong untuk “mengejar” kerugian dan terus bertaruh. Kegagalan terus-menerus dalam pengejaran ini menciptakan frustrasi yang mendalam dan mudah meledak menjadi amarah.

2. Dampak Finansial dan Tekanan Hidup Kerugian finansial akibat judi bukanlah masalah sepele. Kehilangan uang, menumpuk utang, dan kekhawatiran tentang bagaimana membayar semua kerugian itu menciptakan tingkat stres kronis yang sangat tinggi.

  • Rasa Putus Asa dan Bersalah: Penjudi sering merasa putus asa tentang masa depan dan diliputi rasa bersalah yang mendalam karena telah merugikan diri sendiri dan keluarga. Emosi negatif ini, jika tidak dikelola dengan sehat, seringkali bermanifestasi sebagai kemarahan yang dialihkan (displaced aggression) kepada orang-orang terdekat, pasangan, atau anak-anak.
  • Menghindari Masalah: Beberapa orang menggunakan judi sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah hidup atau emosi negatif (seperti depresi atau stres). Ironisnya, aktivitas ini justru menciptakan masalah yang jauh lebih besar, sehingga meningkatkan tingkat stres dan memperburuk kondisi mental mereka.

3. Kerusakan Hubungan Sosial Perilaku judi yang kompulsif seringkali membuat penjudi mengabaikan tanggung jawab (pekerjaan, keluarga, studi) dan menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka cenderung berbohong untuk menyembunyikan kebiasaan mereka dan meminjam uang.

  • Konflik dan Isolasi: Kebohongan, masalah uang, dan pengabaian tanggung jawab memicu konflik yang signifikan dalam hubungan keluarga dan persahabatan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan keretakan atau bahkan perpisahan. Isolasi dan konflik yang terus-menerus ini menambah beban emosional dan membuat penjudi semakin sensitif, tertutup, dan mudah marah ketika dihadapkan atau ditanyai tentang kebiasaan mereka.

4. Gangguan Mental yang Menyertai Kecanduan judi sering berjalan beriringan dengan gangguan kesehatan mental lainnya. Studi menunjukkan bahwa penjudi berisiko tinggi mengalami:

  • Depresi dan Kecemasan Berlebihan (Anxiety): Kondisi ini meningkatkan iritabilitas dan membuat seseorang lebih cepat bereaksi negatif terhadap situasi, termasuk menjadi mudah marah tanpa alasan yang jelas.
  • Gangguan Tidur dan Fisik: Stres berkepanjangan akibat judi juga dapat menyebabkan gangguan fisik, seperti sakit kepala atau masalah pencernaan, yang secara tidak langsung membuat mood seseorang menjadi buruk dan rentan terhadap amarah.

Kesimpulan

Kecenderungan emosi dan kemarahan pada penjudi bukanlah sekadar masalah temperamen, melainkan sinyal kuat dari gangguan mental yang serius—pathologic gambling atau gambling disorder. Kondisi ini merusak lapisan kehidupan seseorang, mulai dari kimia otak, finansial, hingga hubungan sosial.

Penting bagi lingkungan sekitar untuk memahami bahwa amarah yang ditampilkan adalah salah satu gejala dari kecanduan yang kompleks, bukan sekadar kejahatan moral. Bantuan profesional dari psikolog atau psikiater sangat dibutuhkan untuk memutus siklus adiktif ini dan mengelola gangguan emosi yang menyertainya.

Link daftar silakan di klik : https://panached.org/