Terperangkap dalam Jeratan: Mengapa Sulit Bagi Seseorang untuk Meninggalkan Perjudian

Title :Terperangkap dalam Jeratan: Mengapa Sulit Bagi Seseorang untuk Meninggalkan Perjudian

Perjudian, terutama dengan hadirnya kemudahan akses melalui platform daring, telah menjadi isu sosial dan kesehatan mental yang semakin mengkhawatirkan. Bagi sebagian orang, kegiatan ini bukan sekadar hiburan sesekali, melainkan sebuah kecanduan yang sangat sulit untuk ditinggalkan, dikenal juga sebagai Gambling Disorder atau gangguan judi.

Lalu, mengapa manusia begitu sulit melepaskan diri dari jerat perjudian, bahkan ketika kerugian finansial, emosional, dan sosial sudah di depan mata? Jawabannya terletak pada interaksi kompleks antara kimia otak, faktor psikologis, dan lingkungan.

1. Perbudakan Dopamin dan Sistem Reward Otak

Alasan utama di balik kesulitan berhenti berjudi adalah perubahan kimiawi yang terjadi di otak. Sama seperti kecanduan zat, perjudian memicu pelepasan neurotransmiter yang disebut dopamin, sering dijuluki “hormon kebahagiaan” atau “reward”.

  • Peningkatan Dopamin: Ketika seseorang berjudi, terutama saat mengalami kemenangan (meskipun kecil), otak melepaskan lonjakan dopamin yang sangat besar. Sensasi euforia dan kesenangan ini menciptakan rasa “ketagihan” dan memotivasi individu untuk terus mencari pengalaman serupa.
  • Toleransi dan Ketergantungan: Seiring waktu, reseptor dopamin melemah, yang berarti penjudi memerlukan aktivitas judi yang lebih banyak atau taruhan yang lebih besar untuk mencapai tingkat kesenangan yang sama. Hal ini memicu dorongan yang tidak sehat dan sulit dikendalikan.
  • Jalur yang Sama dengan Narkoba: Penelitian menunjukkan bahwa jalur sistem imbalan di otak yang aktif saat berjudi adalah jalur yang sama yang terpengaruh oleh penyalahgunaan narkoba. Ini menjelaskan mengapa kecanduan judi diklasifikasikan sebagai gangguan adiktif.

2. Distorsi Kognitif (Cognitive Error) dan Ilusi Kontrol

Faktor psikologis memainkan peran besar dalam mempertahankan kebiasaan berjudi. Penjudi sering terjebak dalam pola pikir yang keliru atau disebut distorsi kognitif:

  • Ilusi Kontrol: Penjudi sering merasa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memengaruhi hasil permainan yang sebenarnya sepenuhnya acak (probabilitas). Mereka mungkin mengembangkan “sistem” atau kepercayaan takhayul yang membuat mereka yakin bahwa kemenangan besar sudah dekat.
  • Near-Miss Effect: Efek “hampir menang” (misalnya, simbol slot yang hampir sejajar) secara psikologis dapat terasa seperti kemenangan yang tertunda. Ini memperkuat keinginan untuk terus bermain, karena otak menafsirkannya sebagai sinyal bahwa usaha mereka hampir berhasil.
  • Mengejar Kekalahan (Chasing Losses): Ini adalah fenomena di mana penjudi terus bertaruh untuk mencoba mendapatkan kembali uang yang telah hilang. Mereka fokus pada “titik kalah” sebagai acuan, bukan “titik menang”, dan berpikir bahwa satu putaran lagi akan mengembalikan semuanya. Pola pikir inilah yang sering kali memicu kerugian finansial yang semakin parah.

3. Perjudian sebagai Pelarian Emosional

Bagi banyak orang, perjudian berfungsi sebagai mekanisme coping yang tidak sehat.

  • Pelarian dari Masalah: Individu yang berjuang dengan masalah emosional seperti stres, kecemasan (anxiety), depresi, atau rasa bersalah, sering menggunakan perjudian sebagai cara untuk mengalihkan pikiran atau “melarikan diri” dari perasaan negatif sementara.
  • Kejujuran dan Isolasi: Kecanduan judi seringkali dibarengi dengan ketidakjujuran terhadap pasangan, keluarga, atau diri sendiri. Penjudi akan berbohong tentang aktivitas mereka, bahkan melakukan tindakan kriminal (mencuri atau berutang) demi modal. Isolasi sosial ini memperburuk kondisi kejiwaan mereka.

Dampak Berantai yang Merusak (Domino Effect)

Kesulitan meninggalkan perjudian menciptakan efek domino yang menghancurkan kehidupan individu:

  1. Kerusakan Finansial Parah: Utang yang menumpuk, kebangkrutan, dan kehilangan aset.
  2. Kesehatan Mental Terganggu: Depresi, kecemasan, insomnia, hingga risiko bunuh diri akibat tekanan.
  3. Masalah Hubungan: Kehilangan kepercayaan dari keluarga dan pasangan, konflik domestik, dan isolasi sosial.
  4. Gangguan Fungsi Kognitif: Penjudi bisa mengalami kesulitan dalam mengatur waktu, berpikir jernih, dan merencanakan sesuatu karena fungsi kognitifnya terganggu.

Langkah Menuju Pemulihan

Mengakui bahwa perjudian adalah masalah adiksi dan mencari bantuan profesional adalah langkah pertama yang krusial. Pemulihan dari kecanduan judi memerlukan intervensi serius, seperti:

  1. Mencari Bantuan Profesional: Konsultasi atau psikoterapi dengan psikolog atau psikiater, yang mungkin melibatkan Terapi Perilaku Kognitif (CBT) untuk meluruskan distorsi kognitif.
  2. Dukungan Sosial: Terus terang dengan orang terpercaya dan mencari dukungan dari kelompok seperti Gamblers Anonymous.
  3. Blokir Akses: Menghapus aplikasi judi, memblokir situs web, dan menghindari lingkungan yang memicu keinginan berjudi.

Perjudian adalah penyakit, bukan sekadar kurangnya kemauan. Memahami akar psikologisnya dapat membantu individu dan orang terdekat untuk memberikan dukungan yang tepat dalam upaya mereka melepaskan diri dari jeratan kecanduan yang merusak ini.

Link daftar silakan di klik : https://panached.org/